MitraBangsa.News – ARGA MAKMUR. Hujan deras yang mengguyur wilayah Arga Makmur sejak Jumat malam hingga Sabtu sore, 13 April 2025, telah mengakibatkan banjir besar di Desa Gunung Agung, Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara. Banjir tersebut menerjang area persawahan milik warga serta merusak sejumlah fasilitas umum, termasuk satu bendungan irigasi yang jebol akibat terjangan air bah.
Menurut keterangan warga dan Pemerintah Desa, hujan dengan intensitas tinggi terjadi mulai sore hari sekitar pukul 17.00 WIB hingga malam hari. Debit Sungai Nokan naik drastis dalam waktu singkat, hingga menyebabkan air meluap ke permukiman dan lahan pertanian. Puncak banjir terjadi pada Sabtu malam, namun berangsur surut pada Minggu pagi sekitar pukul 06.00–07.00 WIB.
Kepala Desa Gunung Agung, Julyani, menjelaskan bahwa banjir besar kali ini diduga disebabkan oleh tingginya curah hujan di kawasan hulu Sungai Nokan. Meski kerusakan yang ditimbulkan cukup signifikan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Namun satu bendungan irigasi hancur diterjang banjir, dan lahan pertanian masyarakat terendam. Ini menjadi perhatian serius bagi kami,” ujar Julyani.
Respons cepat ditunjukkan oleh berbagai pihak. Pemerintah Desa Gunung Agung bersama perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Dinas Pertanian dan Penyuluh Lapangan (PPL), Dinas PUPR dan Bidang Sumber Daya Air (SDA), Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta Petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) dari Provinsi Bengkulu turut meninjau lokasi bencana. Camat Arga Makmur juga hadir memastikan koordinasi penanganan berjalan lancar.
Sebagai bentuk kewaspadaan ke depan, Pemdes Gunung Agung mengimbau seluruh warga untuk selalu siaga terhadap cuaca ekstrem, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar aliran sungai.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk lebih waspada saat hujan lebat turun. Jika memungkinkan, segera evakuasi ke tempat aman. Kita tidak ingin bencana ini terulang,” tambah Julyani.
Upaya Pemulihan dan Dukungan Pemerintah
Pasca banjir, pemerintah desa mulai melakukan pendataan kerusakan dan menyiapkan rencana pemulihan, terutama di sektor pertanian yang terdampak. Diharapkan, dengan dukungan lintas instansi, proses perbaikan dapat segera dilakukan demi keberlangsungan pertanian dan ketahanan pangan lokal.