Enggano, Bengkulu Utara MitraBangsa.news – Warga Pulau Enggano menghadapi ancaman serius akibat terputusnya akses transportasi laut yang menghubungkan pulau tersebut dengan Bengkulu. Kapal ferry dan kapal perintis yang menjadi tumpuan utama mobilitas masyarakat tidak dapat beroperasi karena alur pelabuhan mengalami pendangkalan.
Kondisi ini menyebabkan hasil pertanian, terutama pisang, tidak bisa dikirim ke daratan, sehingga perekonomian warga terganggu. Selain itu, pasokan bahan bakar minyak (BBM) semakin langka karena tidak ada kapal yang dapat mengangkutnya ke pulau.
“Kami sangat berharap pemerintah segera bertindak cepat melakukan pengerukan alur pelabuhan. Ini satu-satunya harapan kami agar kapal bisa kembali beroperasi dan distribusi kebutuhan pokok tidak terganggu,” ujar Idrus, salah satu warga Enggano.
Saat ini, upaya penggalian darurat menggunakan alat berat (ekskavator) sedang dilakukan agar kapal ferry dan perintis bisa keluar dari alur pelabuhan menuju Pulau Enggano. Namun, hingga kini belum ada kepastian kapan transportasi laut bisa kembali berjalan normal.
Situasi semakin sulit bagi para pemudik yang hendak kembali ke Enggano, di mana banyak di antara mereka masih tertahan di atas kapal karena tidak bisa bersandar. Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan agar akses transportasi ke Enggano bisa kembali normal dan tidak semakin memperparah kondisi perekonomian serta kehidupan masyarakat setempat.
